MAKALAH
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Matematika
Disusun oleh kelompok 4 :
1. Diah
Wulandari A 410 090 162 /5D
2. Digdo
Mustofo A 410 090 164 /5D
3. Kartiko
Dwi Nugroho A 410 090 165 /5D
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
DAFTAR
ISI
Halaman
judul .................................................................................................................... 1
Daftar
isi ............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... ......... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 4
Langkah-langkah dalam penerapan
teknik Jigsaw .................................................... 5
Kelebihan
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ........................................................ 6
Kelemahan
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ..................................................... 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 7
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
era global, teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga,
informasi lebih mudah diperloleh, hendaknya siswa aktif berpartisipasi
sedemikian sehingga melibatkan intelektual dan emosional siswa didalam proses
belajar. Keaktifan disini berarti keaktifan mental walaupun untuk maksud ini
sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan langsung keaktifan fisik dan tidak
nya berfokus pada satu sumber informasi yaitu guru yang hanya mengandalakan
satu sumber komunikasi. Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan
komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga
berpulang pada rendahnya prestasi belajar siswa. Maka perlu adanya usaha untuk
menimbulkan keaktifan dengan mengadakan komunikasi yaitu guru dengan siswa dan
siswa dengan rekannya. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan adalah
kooperatif tipe jigsaw.
Teknik
ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun
berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman
siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi
lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam
suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi
dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri
dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada
anggota lain dalam kelompoknya
Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson. dkk
di Universitas Texas. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari
4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap
anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang
diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok
awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan
keragaman dan latar belakang. Guru harus trampil dan mengetahui latar belakang
siswa agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan
kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain
(kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian
dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Para anggota dari kelompok asal yang
berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi
dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta
membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Dalam hal ini peran guru adalah mefasilitasi dan memotivasi
para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan.
Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada
kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka
dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli.Para kelompok ahli harus mampu
untuk membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakuakn diskusi di kelompok
ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap anggota pada kelompok
asal. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap
anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus
memiliki tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan
untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang biberikan.
Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai
berikut :
1.
Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan
setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda.
Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal
menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini,
setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran
tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama
dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam
kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta
menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke
kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi
gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang
akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi
pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan
8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok
ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh
atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik
yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.
2.
Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok
asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan
pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah
dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang
telah didiskusikan.
3.
Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
4.
Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual
dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
5.
Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa
bagian materi pembelajaran.
6.
Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk
belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang
runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kelebihan Pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw
Menurut
Ibrahim dkk (2000) menyatakan bahwa belajar kooperatif dapat mengembangkan
tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa, dan dapat
mengembangkan kemampuan akademis siswa. Siswa lebih banyak belajar dari teman
mereka dalam belajar kooperatif dari pada guru. Ratumanan (2002)
menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam bentuk kooperatif dapat memacu
terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
tipe Jigsaw
Beberapa
hal yang bisa menjadi kendala aplikasi model ini dilapangan yang harus kita
cari jalan keluarnya, menurut Roy Killen (1996), adalah:
1. Prinsip utama pola pembelajaran ini
adalah ‘peer teaching” pembelajaran oleh teman sendiri, akan menjadi kendala
karena perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan didiskusikan
bersama dengan siswa lain.
2. Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk
mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak memiliki rasa
kepercayaan diri.
3. Rekod siswa tentang nilai,
kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh pendidik dan ini
biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam
kelompok tersebut.
4. Awal penggunaan metode ini biasanya
sulit dikendalikan, biasanya membutuhkan waktu yang cukup dan persiapan yang
matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
5. Aplikasi metode ini pada kelas
yang besar ( lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit, tapi bisa diatasi dengan
model team teaching.
BAB III
PENUTUP
Pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri
dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada
anggota lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar
dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan
keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk
mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi
tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Kelebihan Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah
bahwa
belajar kooperatif dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan
yang lebih baik antar siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa.
Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif dari pada
guru dan bahwa interaksi yang terjadi dalam bentuk kooperatif dapat memacu
terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
Kelemahan
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw adalah akan adanya perbedaan persepsi dalam memahami
suatu konsep yang akan didiskusikan bersama dengan siswa lain. Dirasa sulit
meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman, jika
siswa tidak memiliki rasa kepercayaan diri.
DAFTAR
PUSTAKA
http://matematika-ipa.com/pembelajaran-kooperatifmodel-pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw-kelebihan-dan-kelemahan-tipe-jigsaw/