MAKALAH
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Di susun oleh:
Dwi Setiawan A410090153
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
DAFTAR
ISI
Halaman judul .............................................................................................................. i
Daftar isi……………………………………................................................................ 1
PENDAHULUAN........................................................................................................ 2
PEMBAHASAN
A.
Definisi Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT……………….........……………...
B.
Langkah-langkah Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT ….........…………….......
C.
Pelaksanaan Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT ……………….........………....
D.
Kekurangan dan Kelebihan
Pembelajaran Koopertif Tipe NHT ……….........….
PENUTUP
A. Kesimpulan…....................................................................................................
B. Saran
..................................................................................................................
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
Penggunaan model pembelajaran dan media berpengaruh
terhadap motivasi. Motivasi belajar yang timbul pada diri siswa diharapkan
menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik sehingga akan menentukan
keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Guru sebagai pendidik harus dapat
membina, membimbing dan memberikan motivasi kepada siswanya agar dapat
termotivasi dalam mengikuti proses belajar. Motivasi belajar yang kurang
terhadap pelajaran dapat dirangsang oleh guru dengan penyajian pelajaran yang
menarik.
Model pembelajarn
yang menarik dan banyak digunakan saat ini adalah pembelajaran kooperatif,
yaitu suatu pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses kerja sama dalam
kelompok. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini tidak hanya
kemampuan dalam penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya kerja sama
setiap siswa yang akan saling membantu dalam belajar. Pembelajaran ini juga
melatih siswa agar dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam bentuk
diskusi. Model kooperatif beragam, salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang cukup banyak diterapkan di sekolah-sekolah adalah Numbered Head Together
atau disingkat NHT, pembelajaran ini juga banyak sekali digunakan sebagai bahan
penelitian tindakan kelas (PTK).
Number
Head Together adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada
aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai
sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama
kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1993). Model NHT adalah bagian dari
model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada
struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung
pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan
sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan
tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab
pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan
dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan
untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008).
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama
antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa
dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi
pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah
untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam
proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian
besar aktivitas pembelajaran berpusat pada
siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan
masalah
Pembelajaran
kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28)
dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan tipe pembelajaran
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan
untuk meningkatkan penguasaan akademik. Menurut Lie (2003: 59) tipe
ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah
bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut. Ibrahim dalam Herdian (2009: 7)
mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif
dengan tipe NHT yaitu :
(1)
hasil belajar akademik struktural,
(2)
pengakuan adanya keragaman,
(3)
pengembangan keterampilan sosial.
B.
Langkah-langkah Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT
Berikut
ini merupakan langkah-langkah penerapan NHT, yaitu:
a)
Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Motivasi belajar yang timbul pada diri siswa diharapkan menghasilkan
prestasi belajar yang lebih baik sehingga akan menentukan keberhasilan proses
pendidikan di sekolah. Guru sebagai pendidik harus dapat membina, membimbing
dan memberikan motivasi kepada siswanya agar dapat termotivasi dalam mengikuti
proses belajar. Motivasi belajar yang kurang terhadap pelajaran dapat
dirangsang oleh guru dengan penyajian pelajaran yang menarik.
b)
Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Selan itu, tiap kelompok juga harus memiliki buku paket atau buku
panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang
diberikan oleh guru.
c)
Penomoran
Penomoran adalah hal yang utama di
dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau
tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga
setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa
di dalam kelompok.
d)
Pengajuan Pertanyaan/ Permasalahan
Langkah berikutnya adalah pengajuan
pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan
dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang dipelajari,
dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga
bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.
e)
Berpikir Bersama
Setelah mendapatkan
pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban
dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota
mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
f)
Pemberian Jawaban/
Evaluasi
Guru menyebut salah satu nomor dan
setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih
kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut, selanjutnya siswa yang
nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri
untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban
tersebut.
g)
Memberikan Penghargaan
Langkah terakhir yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil belajar individu dan kelompok. Penghargaan dapat berupa tambahan nilai atau
bingkisan yang dapat memotivasi siswa agar lebih berani berbicara dan
berpendapat serta memacu siswa lain agar tampil lebih baik dari temannya.
Selain itu, dalam
pembagian tim hendaknya setiap tim terdiri dari siswa dengan kemampuan yang
bervariasi: satu orang berkemampuan tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan
satu orang berkemampuan rendah. Di sini ketergantungan positif juga
dikembangkan, dan yang kurang, terbantu oleh yang lain. Yang berkemampuan
tinggi bersedia membantu, meskipun mungkin mereka tidak dipanggil untuk
menjawab. Bantuan yang diberikan dengan motivasi tanggung jawab atau nama baik
kelompok, yang paling lemah diharapkan antusias dalam memahami permasalahan dan
jawabannya karena mereka merasa merekalah yang akan ditunjuk guru menjawab.
C.
Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Contoh
Pembelajaran Kooperatif tipe NHT:
A.
Standar
kompetensi: Memahami bentuk aljabar,
relasi, fungsi dan persamaan garis lurus.
B.
Kompetensi dasar: Menentukan gradien, persamaan dan grafik
garis lurus.
C.
Indikator:
1.
Siswa dapat menyatakan
pengertian gradien persamaan garis lurus.
2.
Siswa dapat menentukan
gradien persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk.
D.
Kemampuan prasyarat:
1.
Siswa mampu
menyelesaikan operasi pd bilangan bulat.
2.
Siswa mampu menyederhanakan
bentuk pecahan.
3.
Siswa mampu membuat
sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pd sistem koordinat kartesius.
4.
Siswa mampu membuat
persamaan garis lurus.
E.
Tujuan pembelajaran:
1.
Siswa dapat mengenal
gradien pada persamaan garis lurus.
2.
Siswa dapat menentukan
gradien persamaan garis lurus.
F.
Sumber/ bahan belajar:
buku matematika SMP kelas VIII
G.
Pendekatan dan metode
pembelajaran:
pertemuan ke-1 dan ke-2
pendekatan: penemuan terbimbing dan NHT. Metode:
diskusi kelompok, penugasan dan tanya jawab.
H.
Kegiatan pembelajaran:
1.
Kegiatan awal:
a.
Guru
menginformasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang akan dicapai oleh setiap
siswa.
b.
Guru
menginformasikan pembelajaran kooperatif tipe NHT.
c.
Guru
mengecek kemampuan prasyarat siswa dg tanya jawab.
d.
Guru mengelompokkan siswa
yang setiap kelompoknya mempunyai kemampuan akademiknya heterogen.
2.
Kegiatan inti:
a.
Guru memberikan
informasi materi pembelajaran dg pendekatan penemuan terbimbing dengan
langkah-langkah penemuan terbimbing melalui lembar kerja siswa yang telah
disiapkan untuk didiskusikan secara berkelompok.
b.
Siswa berdiskusi dalam
kelompok kemudian melakukan presentasi hasil diskusi dengan menunjuk salah satu
anggota kelompok untuk mewakili kelompoknya. Guru memberikan kesimpulan,
rangkuman dari hasil presentasi kelompok.
c.
Guru memberikan kuis
secara individual kepada siswa.
d.
Guru memberikan tugas
yang harus diselesaikan oleh kelompok-kelompok yang telah dibentuk dengan
memberi nama pada kelompok.
e.
Guru mengecek pemahaman
siswa dengan memberikan pertanyaan kepada kelompok dg cara menyebut salah satu
nomor dari kelompok tsb.
f.
Guru memberikan kuis/
tes kepada siswa secara individual.
g.
Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil
belajar individual maupun kelompok.
3.
Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Koopertif Tipe NHT
Berikut ini merupakan kelebihan pembelajaran kooperatif
tipe NHT:
a)
Setiap peserta didik
menjadi siap semua.
b)
Dapat melakukan diskusi
dengan sungguh-sungguh.
c)
Peserta didik yang
pandai dapat mengajari peserta didik yang kurang pandai.
d)
Tidak ada siswa yang
mendominasi dalam kelompok
e)
Konflik antara pribadi berkurang
f)
Pemahaman yang lebih mendalam
g)
Hasil belajar lebih tinggi.
Adapun kekurangan pembelajaran kooperatif tipe NHT
sebagai berikut:
a)
Kemungkinan nomor yang
dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
b)
Tidak semua anggota
kelompok dipanggil oleh guru.
c)
Kendala
teknis, misalnya masalah tempat duduk kadang sulit atau kurang mendukung diatur
kegiatan kelompok.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembelajaran
kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28)
dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan informasi, penomoran, pengajuan pertanyaan/ permasalahan, berpikir
bersama, pemberian jawaban/ evaluasi dan memberikan penghargaan.
Dengan pembelajaran kooperatif tipe
NHT ini guru bisa menggunakan/ menerapkannya dalam contoh-contoh soal. Misalnya
dalam membedakan kemiringan dari berbagai macam segitiga.
Berikut
ini merupakan kelebihan pembelajaran kooperatif tipe NHT, diantaranya: setiap peserta didik
menjadi siap semua, dapat
melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh,
peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta
didik yang kurang pandai, tidak
ada siswa yang mendominasi dalam kelompok,
konflik
antara pribadi berkurang, pemahaman yang lebih mendalam dan hasil belajar lebih tinggi.
Sedangkan
kekurangan pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu: kemungkinan
nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru, tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh
guru, dan kendala
teknis, misalnya masalah tempat duduk kadang sulit atau kurang mendukung diatur
kegiatan kelompok.
B.
Saran
Makalah
ini belumlah sempurna, masih
banyak kekurangan-kekurangan dengan kesalahan-kesalahan yang perlu diperbaiki.
Oleh karena itu kami mengharapkan masukan yang membangun guna perbaikan dalam
penyajian makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. “Pembelajaran
Kooperatif tipe NHT” (online), (http://matematikaclub.wordpress.com/2008/08/14/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht/, diakses tanggal 13 Oktober 2011).
Anonim. 2009. “Model Kooperatif
tipe Numbered Head Together” (online), (http://hidaycoco.wordpress.com/2009/01/23/model-kooperatif-tipe-numbered-head-together-nht/, diakses tanggal 13
Oktober 2011).
Anonim. 2009. “Model Pembelajaran NHT Numbered Head Together” (online), http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/, diakses tanggal 13
Oktober 2011).
Ibrahim, dkk. 2000. “Pembelajaran Kooperatif”.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya-University Press.
Kumandar. 2007. “Guru Propesional :Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi
Guru”. Jakarta: Rajawali pers.
Rachmadi, W. 2006. “Model-Model Pembelajaran Matematika SMP”. Yogyakarta:
PPPG Matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar