BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam model
pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan,
langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari
pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode
pembelajaran. Model
pendekatan dalam penulisan
makalah ini dengan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAIKEM), dalam
pembahasan ini menekankan pada pembelajaran aktif dan inovatif.
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru
harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang
menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam
pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak
akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu
tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan
cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada
yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau
mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan
fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,
diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran
Aktif
Secara pedagogis pembelajaran aktif (active
learning) adalah proses pembelajaran yang tidak hanya didasarkan pada proses
mendengarkan dan mencatat.
Independent
learning merujuk pada keterlibatan peserta didik pada pembuatan keputusan tentang proses
pembelajaran yang akan dilakukan. Pembelajaran aktif mendasarkan pada asumsi
bahwa pembelajaran pada dasarnya adalah pencarian secara aktif pengetahuan dan
setiap orang belajar dengan cara yang berbeda (Meyers dan Jones, 1983) Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan.
Pembelajaran aktif pada dasarnya memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran
dengan melibatkan pengalaman dirinya sebagai bahan pembelajaran untuk membantu
dalam membentuk sebuah pengetahuan dan merangsang peserta didik untuk berpikir
kreatif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki untuk
menyelesaikan permasalahan nyata dalam kehidupan. Pembelajaran aktif juga
menghargai keunikan dan kemampuan individu dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif akan sangat membantu peserta didik untuk mengembangkan
dirinya secara utuh sebagai sebuah pribadi, karena pengetahuan yang diperoleh
peserta didik bukan hanya berasal dari pengetahuan atau teori orang lain akan
tetapi juga dibantu dengan pengalaman nyata dari diri peserta didik. Kondisi
pembelajaran tersebut akan sangat membantu dalam pembentukan pribadi yang
dewasa, mandiri dan kreatif.
Dalam penerapannya di kelas model pembelajaran ini
meminta semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran yaitu pendidik dan peserta didik untuk memiliki
kemampuan merefleksikan pengalaman dan kemauan untuk membagikan pengalaman
tersebut dalam proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran itu dikatakan aktif jika mempunyai
cirri-ciri seperti berikut:
1.
Siswa live-in di dalam proses belajar-mengajar
sehingga mereka menikmati pengalaman belajar itu dengan asyik. Keasyikan dalam
pengalaman belajar membuat pengalaman belajar tidak terikat pada ruang dan
waktu. Siswa tidak lagi merasa terkurung di dalam ruang kelas yang dibatasi
oleh tembok karena imajinasi mereka menembus batas-batas itu. Begitu juga
mereka tidak merasa dibatasi oleh waktu yang tersedia. Waktu 90 menit bertatap
muka dalam kelas dirasakan seperti hanya lima menit.
2.
Kegiatan belajar berjalan secara
antusias. Keinginan mengetahui, mencari disertai dengan keyakinan pada dini
sendiri berkembang di dalam proses belajar itu sendiri.
3.
Ada rasa kepenasaran diikuti dengan
sikap on the task. Pengalaman belajar yang telah dikembangkan di dalam
kelas akan diteruskan di luar kelas, baik dalam arti pengalaman belajar
terstruktur maupun pengalaman belajar mandiri.
Langkah-langkah
yang digunakan pendidik dalam pembelajaran aktif, yaitu:
1.
Motivasi, di mana guru berperan sebagai motivator
yang merangsang dan membangkitkan motif-motif yang positif dari siswa dalam
proses belajar-mengajar.
2.
Latar atau konteks, yaitu prinsip
keterhubungan bahan baru dengan apa yang telah diperoleh siswa sebelumnya.
Dengan perolehan yang ada inilah siswa dapat memproses bahan baru.
3.
Keterarahan, yaitu adanya pola
pengajaran yang menghubung-hubungkan seluruh aspek pengajaran.
4.
Perbedaan perorangan, yaitu kenyataan
bahwa ada perbedaan-perbedaan tertentu di antara setiap siswa, sehingga mereka
tidak diperlakukan secara klasikal.
5.
Menemukan, yaitu membiarkan sendiri
siswa menemukan informasi yang dibutuhkan dengan pengarahan seperlunya dari
guru.
6.
Pemecahan masalah, yaitu mengarahkan
siswa untuk peka pada masalah dan mempunyai keterampilan untuk mampu menyelesaikannya.
B. Pembelajaran
Inovatif
1.
Pengertian Pembelajaran Inovatif
Inovatif (innovative) yang berarti new
ideas or techniques, merupakan kata sifat dari inovasi (innovation)
yang berarti pembaharuan, juga berasal dari kata kerja innovate yang
berarti make change atau introduce new thing (ideas or techniques) in
oerder to make progress. Pembelajaran, merupakan terjemahan dari learning
yang artinya belajar,atau pembelajaran. Jadi, pembelajaran inovatif adalah
pembelajaran yang dikemas oleh pebelajar atas dorongan gagasan barunya yang
merupakan produk dari learning how to learn untuk melakukan
langkah-langkah belajar, sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.
Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru
atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang
baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan
hasil belajar.
Marzano et al (1993), memformulasi dimensi belajar
menjadi lima tingkatan,
(1) sikap dan persepsi yang positif
terhadap belajar,
(2) perolehan dan pengintegrasian
pengetahuan baru,
(3) perluasan dan
penyempurnaan pengetahuan,
(4) penggunaan pengetahuan
secara bermakna,
(5) pembiasakan berpikir
efektif dan produktif.
Lima dimensi belajar tersebut akan
terinternalisasi oleh siswa apabila mereka mampu melakukan oleh pikir, rasa,
dan raga dalam belajar yang semuanya bersumber dari dorongan hati yang paling
dalam.
2. Teori yang Mendasari Pembelajaran Inovatif
a. Teori Kognitif
Perilaku
yang tidak tampak dapat dipelajari secara ilmiah seperti pada perilaku yang tampak. Hal itulah
yang mendasari teori kognitif. Perilaku yang tidak tampak merupakan proses
internal yang merupakan hasil kerja potensi psikis. Teori kognitif lebih mengandalkan
pikiran dan konsep dasar yang dimiliki pembelajar daripada pengalaman. Kognitif
amat menjauhi model menghafal. Yang diorientasikan secara mendalam adalah
belajar bermakna. Tiap proses pembelajaran haruslah bermakna yang mampu
mengelaborasi kognisi seseorang. Situasi belajar apa pun dapat bermakna apabila
pembelajar mempunyai seperangkat pembelajaran yang bermakna, yakni penghubungan
tugas belajar yang baru dengan apa yang sudah diketahuinya. Tugas belajar
tersebut secara potensial akan bermakna bagi pembelajar.
b. Teori Humanistik atau Teori Sosial
Proses
belajar tidak hanya terjadi karena seseorang mendapatkan stimulus dari
lingkungannya dan meresponnya tetapi terjadi pula karena pelaku belajar
berkomunikasi dengan individu lainnya. Proses belajar terjadi karena komunikasi
personal. Dalam diri pelaku belajar atau siswa terjadi transaksi akibat
komunikasi dua arah atau lebih yang masing-masing mendapat kesempatan, baik
selaku inisiator maupun mereaksi komunikasi. Komunikasi itu dapat berlangsung
secara akrab, intensif, dan mendalam.
c. Teori Teori Gestalt
Psikologi
Gestalt memandang unsur-unsur yang terlibat dalam proses belajar tidak
terpisahkan tetapi merupakan totalitas dalam membentuk medan belajar.
Oleh karena itu teori Gestalt disebut pula dengan teori medan. Gestalt
berarti bentuk yang terdiri atas unsur-unsurnya. Beberapa unsur yang distruktur
dapat menghasilkan efek sinergis yang merupakan Gestalt. Menurut
Lewin perubahan tingkah laku merupakan indikator hasil belajar diperoleh
karena lingkungan yang disediakan difungsikan untuk memfasilitasi
potensi internal yang terdapat dalam diri pelaku belajar. Lingkungan
tidak secara langsung mengubah tingkah laku. Perpustakaan sekolah tidak
akan berfungsi jika guru tidak memfungsikannya. Begitu seterusnya, teori
Gestalt dikembangkan. Selain itu, diuraikan juga pentingnya motivasi
dalam pembelajaran.
Motivasi
adalah faktor yang dapat mendorong setiap individu untuk berperilaku.
Motivasi muncul karena adanya daya tarik tertentu. Di samping itu,
motivasi juga bisa muncul karena pengalaman yang menyenangkan, misalnya
pengalaman kesuksesan.
2.
Perlunya
Perubahan Paradigma dalam Pembelajaran
Pandangan
yang beranggapan bahwa mengajar hanya sebatas menyampaikan ilmu pengetahuan itu
sudah layak untuk ditinggalkan,karena sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan
perkembangan zaman. Setidaknya ada tiga alasan penting yang mendasari perlunya
ada perubahan dalam paradigma pembelajaran. Ketiga hal tersebut sebagai berikut.
Pertama,
siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah organisme yang
sedang berkembang. Agar siswa dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya,
dibutuhkan orang dewasa yang dapat mengarahkan dan membimbing mereka agar
tumbuh dan berkembang secara optimal. Oleh karena itulah, kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, khususnya teknologi informasi yang memungkinkan setiap siswa
dapat dengan mudah mendapatkan berbagai informasi, tugas, dan tanggung jawab
guru bukan semakin sempit, namun justru semakinkompleks.
Kedua,
ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecenderungan setiap orang tidak mungkin dapat
menguasai setiap cabang keilmuan. Bahwa belajar tidak hanya sekadar
menghafalkan informasi, menghafalkan rumus-rumus, tetapi bagaimana menggunakan
informassi dan pengetahuan itu untuk mengasah kemampuan berpikir.
Ketiga,
penemuan-penemuan baru khususnya dalam bidang psikologi, mengakibatkan pemahaman baru
terhadap konsep perubahan tingkah laku manusia. Dewasa ini anggapan manusia
sebagai organisme yang pasif yang perilakunya dapat ditentukan oleh lingkungan
seperti yang dijelaskan dalam aliran behavioristik, telah banyak ditinggalkan
orang. Pandangan terbaru dalam bidang psikologi mengatakan bahwa manusia adalah
organisme yang memiliki potensi seperti yang dikembangkan oleh aliran kognitif
holistik. Potensi itulah yang menentukan perilaku manusia. Oleh karena itu,
proses pendidikan bukan lagi memberikan stimulus, akan tetapi usaha
mengembangkan potensi yang dimiliki. Di sini, siswa tidak lagi dianggap sebagai
objek, tetapi sebagai subjek belajar yang harus mencari dan mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Pengetahuan itu tidak diberikan, akan tetapi dibangun
oleh siswa itu sendiri.
Ketiga
hal di atas, menuntut perubahan makna dalam pembelajaran. Pembelajaran jangan
diartikan sebagai proses menyampaikan materi pembelajaran, atau memberikan
stimulus sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi lebih dipandang sebagai
proses mengatur lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan
potensi yang dimiliki.
C. Contoh
Pembelajaran aktif dan Inovatif
Semisal dalam
sebuah pembelajaran matematika, peserta didik diberi sebuah permainan.
Permainan tersebut dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama hanya
diberikan pertanyaan saja, sedangkan kelompok kedua hanya diberikan jawaban
atas pertanyaan kelompok satu. Setelah itu peserta didik saling mencari
pasangan dari soal atau jawabannya. Dalam permainan ini peserta didik aktif
dalam mencari jawaban dari soal yang didapatnya dan juga pasangannya. Dengan
pendidik yang selalu menciptakan pembelajaran yang aktif dan penuh inovatif
peserta didik akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian
pendidik menggunakan metode problem solving, agar peserta didik sebagai subjek
dalam pembelajaran.
D.
Model Pembelajaran
aktif dan Inovatif
a. Model Examples Non Examples
Contoh
dapat dari Kasus/Gambar yang Relevan dengan Kompetensi Dasar
Langkah-langkah
:
1.
Guru mempersiapkan gambar-gambar
sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru
menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/In Focus
3. Guru memberi
petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa
gambar
4. Melalui
diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas
5. Tiap
kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari
komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang
ingin dicapai
7. Kesimpulan
b.
Picture
And Picture
Langkah-langkah :
1. Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan
materi sebagai pengantar
3. Guru
menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru
menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis
5. Guru
menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari
alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
c.
Numbered Heads Together
Langkah-langkah :
1.
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap
siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.
Guru memberikan tugas dan
masing-masing kelompok mengerjakannya
3.
Kelompok mendiskusikan jawaban yang
benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui
jawabannya
4.
Guru memanggil salah satu nomor
siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5.
Tanggapan dari teman yang lain, kemudian
guru menunjuk nomor yang lain
6.
Kesimpulan
d.
Cooperative Script
Metode
belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan
mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah :
1.
Guru membagi siswa untuk berpasangan
2.
Guru membagikan wacana/materi tiap
siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3.
Guru dan siswa menetapkan siapa yang
pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4.
Pembicara membacakan ringkasannya
selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar : (a) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang
kurang lengkap; (b) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5.
Bertukar peran, semula sebagai
pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti
diatas.
6.
Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan
guru
7.
Penutup
e.
Kepala Bernomor Struktur
Langkah-langkah :
1.
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap
siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.
Penugasan diberikan kepada setiap
siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : siswa
nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa
nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
3.
Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja
sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung
bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini
siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja
sama mereka
4.
Laporkan hasil dan tanggapan dari
kelompok yang lain
5.
Kesimpulan
f.
Student Teams-Achievement Divisions (Stad)/Tim Siswa
Kelompok Prestasi (Slavin, 1995)
Langkah-langkah :
1.
Membentuk kelompok yang anggotanya =
4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2.
Guru menyajikan pelajaran
3.
Guru memberi tugas kepada kelompok
untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan
pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4.
Guru memberi kuis/pertanyaan kepada
seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5.
Memberi evaluasi
6.
Kesimpulan
g.
Jigsaw
(Model Tim Ahli)/(Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Langkah-langkah :
1.
Siswa dikelompokkan ke dalam 4
anggota tim
2.
Tiap orang dalam tim diberi bagian
materi yang berbeda
3.
Tiap orang dalam tim diberi bagian
materi yang ditugaskan
4.
Anggota dari tim yang berbeda yang
telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok
ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5.
Setelah selesai diskusi sebagai tim
ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu
tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil
diskusi
7.
Guru memberi evaluasi
8.
Penutup
h.
Problem Based Introductuon (PBI)/(Pembelajaran Berdasarkan
Masalah)
Langkah-langkah :
1.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat
dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2.
Guru membantu siswa mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4.
Guru membantu siswa dalam
merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka
berbagi tugas dengan temannya
5.
Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
mereka gunakan
i.
Artikulasi
Langkah-langkah :
1.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
2.
Guru menyajikan materi sebagaimana
biasa
3.
Untuk mengetahui daya serap siswa,
bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4.
Suruhlan seorang dari pasangan itu
menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar
sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga
kelompok lainnya
5.
Suruh siswa secara bergiliran/diacak
menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa
sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6.
Guru mengulangi/menjelaskan kembali
materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7.
Kesimpulan/penutup
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa
atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1.
Guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai
2.
Guru mengemukakan
konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang
mempunyai alternatif jawaban
3.
Membentuk kelompok yang anggotanya
2-3 orang
4.
Tiap kelompok
menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5.
Tiap kelompok (atau diacak kelompok
tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan
mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6.
Dari data-data di papan siswa
diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan
guru
k.
Make – A Match (Mencari Pasangan) (Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
1.
Guru menyiapkan beberapa kartu yang
berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2.
Setiap siswa mendapat satu buah
kartu
3.
Tiap siswa memikirkan jawaban/soal
dari kartu yang dipegang
4.
Setiap siswa mencari pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5.
Setiap siswa yang dapat mencocokkan
kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6.
Setelah satu babak kartu dikocok
lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7.
Demikian seterusnya
8.
Kesimpulan/penutup
l.
Think Pair And Share (Frank Lyman, 1985)
Langkah-langkah :
1.
Guru menyampaikan inti materi dan
kompetensi yang ingin dicapai
2.
Siswa diminta untuk berfikir tentang
materi/permasalahan yang disampaikan guru
3.
Siswa diminta berpasangan dengan
teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran
masing-masing
4.
Guru memimpin pleno kecil diskusi,
tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5.
Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan
para siswa
6.
Guru memberi kesimpulan
7.
Penutup
m. Debat
Langkah-langkah :
1.
Guru membagi 2 kelompok peserta
debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
2.
Guru memberikan tugas untuk membaca
materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3.
Setelah selesai membaca materi. Guru
menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi
atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar
siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4.
Sementara siswa menyampaikan
gagasannya guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di
papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
5.
Guru menambahkan konsep/ide yang
belum terungkap
6.
Dari data-data di papan tersebut,
guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang
ingin dicapai.
E. Beberapa Teknik Pembelajaran Aktif
a. Think-Pair-Share
Dengan cara ini mahasiswa diberi
pertanyaan atau soal untuk dipikirkan sendiri kurang lebih 2-5 menit (think),
kemudian mahasiswa diminta untuk mendiskusikan jawaban atau pendapatnya dengan
teman yang duduk di sebelahnya (pair). Setelah itu pengajar dapat menunjuk satu
atau lebih mahasiswa untuk menyampaikan pendapatnya atas pertanyaan atau soal
itu bagi seluruh kelas (share). Teknik
ini dapat dilakukan setelah menyelesaikan pembahasan satu topik, misalkan
setelah 10-20 menit kuliah biasa. Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan
membahas topik berikutnya untuk kemudian dilakukan cara ini kembali setelah
topik tersebut selesai dijelaskan.
b.
Collaborative Learning Groups
Dibentuk kelompok yang terdiri dari 4-5
mahasiswa yang dapat bersifat tetap sepanjang semester atau bersifat jangka
pendek untuk satu pertemuan kuliah. Untuk setiap kelompok dibentuk ketua
kelompok dan penulis. Kelompok diberikan tugas untuk dibahas bersama dimana
seringkali tugas ini berupa pekerjaan rumah yang diberikan sebelum kuliah dimulai.
Tugas yang diberikan kemudian harus diselesaikan bisa dalam bentuk makalah
maupun catatan singkat.
c.
Student-led Review Session
Jika teknik ini digunakan, peran
pengajar diberikan kepada mahasiswa. Pengajar hanya bertindak sebagai nara
sumber dan fasilitator. Teknik
ini misalkan dapat digunakan pada sesi review terhadap materi kuliah. Pada
bagian pertama dari kuliah kelompok-kelompok kecil mahasiswa diminta untuk
mediskusikan hal-hal yang dianggap belum dipahami dari materi tersebut dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mahasiswa yang lain menjawabnya. Kegiatan
kelompok dapat juga dilakukan dalam bentuk salah satu mahasiswa dalam kelompok
tersebut memberikan ilustrasi bagaimana suatu rumus atau metode digunakan.
Kemudian pada bagian kedua kegiatan ini dilakukan untuk seluruh kelas. Proses
ini dipimpin oleh mahasiswa dan pengajar lebih berperan untuk mengklarifikasi
hal-hal yang menjadi bahasan dalam proses pembelajaran tersebut.
d.
Student Debate
Diskusi dalam bentuk debat dilakukan
dengan memberikan suatu isu yang sedapat mungkin kontroversial sehingga akan
terjadi pendapat-pendapat yang berbeda dari mahasiswa. Dalam mengemukakan
pendapat mahasiswa dituntut untuk menggunakan argumentasi yang kuat yang
bersumber pada materi-materi kelas. Pengajar harus dapat mengarahkan debat ini
pada inti materi kuliah yang ingin dicapai pemahamannya
e.
Exam questions writing
Untuk mengetahui apakah mahasiswa sudah
menguasai materi kuliah tidak hanya diperoleh dengan memberikan ujian atau tes.
Meminta setiap mahasiswa untuk membuat soal ujian atau tes yang baik dapat
meningkatkan kemampuan mahasiswa mencerna materi kuliah yang telah diberikan
sebelumnya. Pengajar secara langsung bisa membahas dan memberi komentar atas
beberapa soal yang dibuat oleh mahasiswa di depan kelas dan/atau memberikan
umpan balik kemudian.
f.
Class Research Symposium
Cara pembelajaran aktif jenis ini bisa
diberikan untuk sebuah tugas perancangan atau proyek kelas yang cukup besar.
Tugas atau proyek kelas ini diberikan mungkin pada awal kuliah dan mahasiswa
mengerjakannya dalam waktu yang cukup panjang termasuk kemungkinan untuk
mengumpulkan data atau melakukan pengukuran-pengukuran. Kemudian pada saatnya
dilakukan simposium atau seminar kelas dengan tata cara simposium atau seminar
yang biasa dilakukan pada kelompok ilmiah.
g.
Analyze Case Studies
Model seperti ini banyak diberikan pada
kuliah-kuliah bisnis. Dengan cara ini pengajar memberikan suatu studi kasus
yang dapat diberikan sebelum kuliah atau pada saat kuliah. Selama proses
pembelajaran, kasus ini dibahas setelah terlebih dahulu mahasiswa
mempelajarinya. Sebagai contoh dapat diberikan suatu studi kasus produk
rancangan engineering yang ternyata gagal atau salah, kemudian mahasiswa
diminta untuk membahas apa kesalahannya, mengapa sampai terjadi dan bagaimana
seharusnya perbaikan rancangan dilakukan.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara pedagogis
pembelajaran aktif (active learning) adalah
proses
pembelajaran yang tidak hanya didasarkan pada proses mendengarkan dan mencatat. Menurut L. Dee Fink, pembelajaran aktif terdiri dari
dua komponen utama yaitu: unsur pengalaman (experience), meliputi kegiatan
melakukan (doing) dan pengamatan (obeserving) dan dialogue, meliputi dialog
dengan diri sendiri (self) dan dialog dengan orang lain (others).
Pembelajaran inovatif adalah
pembelajaran yang dikemas oleh pebelajar atas dorongan gagasan barunya yang
merupakan produk dari learning how to learn untuk melakukan
langkah-langkah belajar, sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar
B. SARAN
Guna
tercapainya proses pemahaman materi yang baik maka diperlukan sarana dan
prasarana yang memadai dan suasana yang mendukung terciptanya proses belajar
mengajar, juga kerjasama yang baik antar pendidik dan peserta didik. Proses
belajar mengajar akan efektif dan efisien jika semua elemen yang berada dalam
lingkungan pendidikan dapat melaksanakan tugas sesuai dengan kewajiban yang
diembannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar