Jumat, 11 Januari 2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Undang – undang RI No. 20 PASAL 40. AYAT (2) tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional berbunyi :
Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban :
1.      Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis
2.      Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
3.      Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
            Sementara itu dalam peraturan Pemerintah NO. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19, ayat (1) dinyatakan bahwa :
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan  secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreatif dan demandirian, sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan serta psikologi siswa.
            Untuk dapat melaksanakan amanat perundang – undangan tersebut, guru hendaknya mengubah paradigm mengenai mengajar siswa menjadi membelajarkan siswa.

B.     Tujuan
Makalah ini dibuat untuk :
1.      Mendiskribsikan Pembelajaran aktif, efektif, Menyenangkan
2.      Menjelaskan metode pembelajaran yang berorientasikan pembelajaran aktif, efektif, Menyenangkan.






















BAB II
PEMBAHASAN

1.      PEMBELAJARAN KREATIF
            Pembelajaran Kreatif yaitu pembelajaran yang menstimulasi siswa untuk mengembangkan gagasannya dengan manfaat sumber belajar yang ada. Strategi mengajar untuk mengembangkan kreatifitas siswa adalah :
·         Memberi kebebasan pada siswa untuk mengembangkan gagasan dan pengetahuan baru
·         Bersikap respek dan menghargai ide – ide siswa
·         Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa
·         Penekanan pada proses bukan penilaian hasil akhir karya siswa
·         Memberikan waktu yang cukup untuk berfikir dan menghasilkan karya
·         Mengajukan pertanyaan untuk menggugah kreativitas seperti : “mengapa”,”bagaimana, “apa yang akan terjadi jika…”
Berikut ini hal – hal lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi guru kreatif :
·         Mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga mampu memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
·         Mampu menciptakan kegiatan belajar yang dibuat memperhatikan/ menyesuaikan dengan level perkembangan kognitif, mental dan emosi dari siswa
Strategi mengajar yang dapat mengembangkan kreativitas siswa akan menghasilkan siswa – siswa yang kreatif dengan cirri – cirri sebagai berikut :
·         Mampu memotifasi diri
·         Berfikir kritis
·         Daya imaginasi tinggi
·         Berfikir original/ bukan kutipan dari guru
·         Memiliki tujuan untuk ingin berprestasi
·         Menyampaikan pemikiran dengan bahasa sendiri.

2.      Pembelajaran Efektif

            Secara harfiah efektif memiliki makna manjur, mujarab, berdampak, membawa pengaruh, memiliki akibat dan membawa hasil. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung.
Kriteria Pembelajaran yang Efektif :
Ø  Peserta didik menguasai konsep
Ø  Peserta didik mampu mengaplikasikan konsep pada masalah sederhana
Ø  Peserta didik menghasilkan produk tertentu
Ø  Peserta didik termotifasi untuk rajin belajar

3.      Pembelajaran Menyenangkan

            Menurut hasil penelitian, konsentrasi yang tinggi terbukti meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam penelitian mengenai otak dan pembelajaran mengungkapkan fakta yang mengejutkan, yaitu apabila sesuatu dipelajarari secara sungguh – sungguh ( dimana perhatian tinggi seseorang tercurah) maka struktur internal system syaraf kimiawi seseorang berubah. Di dalam diri seseorang tercipta hal – hal baru seperti jaringan syaraf baru, jalur elektris baru, asosiasi baru, dan koneksi baru.
Dave Meier (2002:36) memberikan pengertian menyenangkan atau fun sebagai suasana belajar dalam keadaan gembira. Suasana gembira disini bukan berarti suasana rebut, hura – hura, kesenangan yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Ciri – cirri suasana belajar yang menyenangkan dan tidak menyenangkan antara lain sebagai berikut :
Suasana Belajar yang Menyenangkan
Suasana Belajar yang tidak Menyenangkan
·         Rileks
·         Bebas dari tekanan
·         Aman
·         Menarik
·         Bangkitnya minat belajar
·         Adanya keterlibatan penuh
·         Perhatian peserta didik tercurah
·         Lingkungan belajar menarik
·         Bersemangat
·         Perasaan gembira
·         Konsentrasi tinggi
·         Tertekan
·         Perasaan terancam
·         Perasaan menakutkan
·         Merasa tidak berdaya
·         Tidak bersemangat
·         Malas
·         Bosan
·         Suasana belajar yang monoton
·         Tidak menarik

4.                   Contoh Pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran Kreatif

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual / Contextual Teaching and Learning
a.       Hakekat dan Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)
                        Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual (CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistic dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan cultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari suatu permasalahan/konteks dari suatu permasalahan/konteks lainnya.
            Menurut Nurhadi (dalam Sugiyanto, 2008:18) pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.
            CTL menekankan pada berpikir tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin serta pengumpulan, penganalisaan dan pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber dan pandangan. Di samping itu diidentifikasi enam unsure kunci CTL, yaitu : (1) pembelajaran bermakna, (2) penerapan pengetahuan, (3) berpikir tingkat lebih tinggi, (4) kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar, (5) responsive terhadap budaya dan (6) penilaian autentik.
            Menurut Elaine B. Johnson (2009:68), tiga pilar utama dalam pendekatan CTL adalah (1) prinsip kesalingbergantungan, (2) prinsip deferensiasi dan (3) prinsip pengorganisasian diri.


b.      Penerapan Pendekatn CTL di Kelas
Pendekatn CTL mempunyai tujuh komponen utama, yaitu: (1) konstriktivisme (Constructivism), (2) inkuiri (Inquiry), (3) bertanya (Question), (4) masyarakat belajar (Learning Community), (5) pemodelan (Modeling), (6) refleksi (Reflection) dan (7) penilaian sebenarnya ( Authentic Assesment). Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh komponen utama tersebut dalam pembelajarannya. CTL dapat diterapkan dalam kurikulum dan bidang studi apa saja serta kelas yang bagaimanapun keadaannya (Depdiknas, 2002). Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL di kelas adalah sebagai berikut :
1.                   Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
            dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi
            sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2.                   Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3.                   Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4.                   Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).
5.                   Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6.                   Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7.                   Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

c.                   Peran dan Strategi Guru dalam Pendekatan CTL
Dengan langkah-langkah penerapan CTL, maka akan diperoleh pembelajarn di kelas-kelas, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.                   Pengalaman nyata
2.                   Kerjasama, saling menunjang
3.                   Gembira, belajar dengan bergairah
4.                   Pembelajaran terintegrasi
5.                   Menggunakan berbagai sumber
6.                   Siswa aktif dan kritis
7.                   Menyenangkan, tidak membosankan
8.                   Sharing dengan teman
9.                   Guru kreatif
Kesembilan ciri-ciri tersebut akan memberikan gambaran bahwa kelas tersebut menggunakan pendekatan CTL dan pembelajarannya. Pendekatan pembelajaran yang berasosiasi dengan CTL :
·                     CBSA
·                     Pendekatan Proses
·                     Life skills education
·                     Authentic Instruction
·                     Inquiry based Learning
·                     Problem based Learning
·                     Cooperative Learning
·                     Service Learning


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
            Tugas dan tanggung jawab Guru tidak hanya mengajarkan materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum, melainkan juga memberikan  pengalama belajar yang bersifat mendidik. Harapan pemerintah dalam proses pembelajaran sudah tercantum dalam peraturan Pemerintah NO. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19, ayat (1) dinyatakan bahwa :
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan  secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreatif dan demandirian, sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan serta psikologi siswa.
            Untuk dapat melaksanakan pembelajaran seperti yang yang diharapkan  guru haruslah memahami prinsip – prinsip pembelajaran konstruktifisme dan berbagai model – model pembelajaran. Pada hakekatnya proses pembelajaran dimana guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang di design sehingga peserta didik aktif mengikuti pembelajaran dengan rilek dan penuh perhatian dan kritis.

B.     SARAN
            Diharapkan kepada seluruh guru agar bagaimana caranya bisa menciptakan suasana pembelajaran yang Kreatif, efektif dan Menyenangkan. Karena keberhasilan pembelajaran bukan hanya terpusat pada guru melainkan pada peserta didik juga, kondisi psikologis dan suasana lingkungan sangatlah berpengaruh besar terhadap psikologis dari peserta didik, jadi tugas guru salah satunya juga membuat inovasi dalam pembelajaran, membuat suasana belajar yang menyenangkan terlebih dahulu maka akan otomatis terbentuknya suasana kelas yang aktif dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA


Purwanto, Drs. StrategiPembelajaranMatematika. Surakarta: SebelasMaret University Press. 2003.
Djamarah, SyaifulBahri, Drs. StrategiBelajarMengajar. Jakarta: RinekaCipta. 2002.
Usodo, Budi dan Ira, K.2010. Modul PLPG : Model dan Inovasi Pembelajaran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar